Mengenal Agile methodology: Sejarah, Pengertian, Prinsip dan Alasan Menggunakan Metode tersebut ~ Eko.co.id. Hallo sobat pakar it Jogja, tentunya kita semua tidak asing lagi dengan metode Agile. Tentunya tahu bahwa Agile merupakan salah satu metode pengembangan software yang cukup populer tidak hanya di Indonesia bahkan hingga seluruh dunia.
Daftar Isi Artikel
Tentunya metode Agile banyak digunakan oleh para pengembang perangkat lunak baik skala kecil hingga skala besar. Dengan menggunakan metode tersebut tentunya kita sebagai pengembang perangkat lunak akan lebih mudah karena terbantu baik atau bahasa kerennya dapat meningkatkan efisiensi sehingga lebih mudah untuk menyesuaikan kebutuhan pelanggan atau customer.
Baca juga: Mengenal Model Spiral dalam Pengembangan Perangkat Lunak : Kelebihan dan Kekurangannya
Seperti yang kita tau kebanyakan proyek IT yang menggunakan metode agile dalam pengembangan perangkat lunak dinilai lebih terjangkau serta dapat meningkatkan reputasi perusahaan.
Mengenal Sejarah Singkat Agile Methodology
Sebelum kita lebih jauh mempelajari tentang tujuan agile hingga prinsip dari metode ini akan lebih baik jika kita mengetahui sejarah singkat dari pengembangan Agile methodology.
Berdasarkan informasi yang berhasil Eko.co.id himpun bahwa awal mulai Agile methodology ini berawal pada tahun 2001 ini terdapat 17 orang orang pengembang (developer) yang melakukan pertemuan di Snowbird, Utah.
Baca juga: Perbedaan Penting Antara apt-get update, upgrade, dan dist-upgrade pada Linux
Kelompok tersebut termasuk orang-orang yang setuju terhadap beberapa metode seperti XP (extreme programming), ASD (adaptive software development), FDD (feature-driven development), dan DSDM (The Dynamic-Systems-Development Method). Metode atau pendekatan ini sering dikenal sebagai framework yang ringan karena menggunakan aturan yang lebih sederhana sehingga lebih adaptif terhadap perubahan situasi. Setelah berdiskusi, para kelompok ini menetapkan nama baru terhadap beberapa metode di atas dengan satu nama, yaitu Agile.
Kata Agile dalam metode tersebut diambil dari salah satu peserta yang membaca buku Agile Competitors and Virtual Organizations: Strategies for Enriching the Customer. Selanjutnya, dalam pertemuan tersebut disepakati adanya “Manifesto for Agile Software Development”.
Apa itu Metode Agile
Meskipun Agile methodology sudah sering kita dengar, namun untuk sebagian orang istilah metode Agile masih tergolong asing atau baru. Buat yang masih awam Agile methodology adalah sebuah metodologi dalam pengembangan perangkat lunak (Software) yang didasarkan pada proses pengerjaan berulang yang terdiri dari aturan hingga solusi yang sudah disepakati. Metode Agile ini sangat cocok untuk proyek jangka pendek karena metode ini sangat mudah beradaptasi apabila terjadi perubahan pada proyek.
Dengan menggunakan metode Agile ini tim pengembangan perangkat lunak atau tim developer dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Keputusan yang diambil tidak hanya cepat dari segi waktu namun juga memiliki kualitas prediksi yang sangat baik. Sehingga keputusan tersebut dapat mengatasi permasalahan yang ada tanpa menimbulkan masalah baru.
Baca juga: Cara Mudah Install Linux Ubuntu di VirtualBox untuk Pemula
Tujuan Metode Pengembangan Agile
Tentunya metode pengembangan perangkat lunak Agile ini diciptakan dengan tujuan yang bagus, berikut ini adalah 7 tujuan dari Agile Development methodology:
1. High Value & Working App System
Tujuan yang pertama adalah high value and working app system. Artinya, untuk menghasilkan sebuah software yang punya nilai jual tinggi namun menggunakan biaya pembuatan yang serendah mungkin. Namun kualitas produk tetap menjadi prioritas utama dan tidak boleh disepelekan.
Baca juga: Perbedaan Antara Dedicated Server dan VPS: Kelebihan dan Kekurangannya
2. Iterative, Incremental, Evolutionary
Agile merupakan metode pengembangan software yang dijalankan secara iteratif, berulang, serta bisa diubah di tengah jalan bila perlu. Dengan istilah lain, metode ini fleksibel dan bisa dipakai dalam proyek IT jangka pendek.
3. Cost Control & Value Driven Development
Proses software development bisa disesuaikan dengan kebutuhan user atau pengguna. Di samping itu, tim pengembang juga bisa mengontrol biaya serta waktu yang dibutuhkan untuk proses software development sesuai kebutuhan.
4. High Quality Production
Meskipun menggunakan biaya seminimal mungkin, produk berupa software atau perangkat lunak akan tetap terjaga kualitasnya.
5. Flexible & Risk Management
Tujuan fleksibel berkaitan dengan jadwal pertemuan dengan klien yang bisa diatur kapan saja. Dengan begitu, fungsi perangkat lunak yang sedang dikembangkan tetap terjaga. Cara ini juga dilakukan untuk mengurangi kesalahan program sebelum akhirnya dilakukan proses deploy aplikasi.
Baca juga: Cara Mudah dan Gampang Membuat Orientasi Portrait & Landscape dalam Satu File Word
6. Collaboration
Kolaborasi sangat penting dilakukan oleh tim developer untuk membahas feedback dari klien. Oleh karena itu diperlukan koordinasi serta komunikasi yang baik dengan seluruh anggota tim.
7. Self Organizing, Self Managing Teams
Tujuan akhir dari metode Agile yaitu developer diberi akses untuk mengatur sendiri urusan software development. Tugas seorang manajer yaitu menjadi penghubung antara developer dan klien. Dengan begitu, kemungkinan miss communication bisa dikurangi.
Prinsip Utama Agile Development
Pengembangan software menggunakan metode Agile memiliki 12 prinsip utama yang dikenal sebagai Agile Manifesto. Berikut adalah rincian dari prinsip-prinsip tersebut:
1. Mengutamakan Kepuasan Klien
Prioritas utama dalam Agile adalah memastikan kepuasan klien. Proyek diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan klien, menjadikannya sebagai tujuan utama dalam setiap fase pengembangan.
2. Penerimaan Perubahan
Agile sangat fleksibel terhadap perubahan. Semua bentuk perubahan, bahkan yang datang di tahap akhir pengembangan, diterima dan diakomodasi. Ini memastikan bahwa produk akhir benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Baca juga: Cara Mudah Mengganti Password Wifi Indihome Via PC dan Ponsel
3. Produksi Software dalam Waktu Pendek
Pengembangan dilakukan dalam iterasi singkat, biasanya antara 14 hingga 60 hari. Setiap iterasi menghasilkan software yang berfungsi dan siap diuji kualitasnya.
4. Kolaborasi antara Developer dan Pebisnis
Sepanjang proyek berjalan, ada kerja sama erat antara tim pengembang dan pebisnis. Ini memastikan bahwa produk yang dikembangkan sesuai dengan tujuan bisnis dan kebutuhan pasar.
5. Lingkungan Kerja dengan Motivasi Tinggi
Agile menekankan pentingnya menciptakan lingkungan dengan tim yang termotivasi tinggi. Tim yang termotivasi cenderung bekerja lebih efisien dan efektif, menghasilkan output berkualitas tinggi.
6. Komunikasi Langsung
Komunikasi langsung, baik tatap muka maupun melalui media komunikasi lain, sangat diperlukan dalam proses pengembangan. Hal ini membantu menghindari kesalahpahaman dan memastikan informasi mengalir dengan cepat dan akurat.
7. Evaluasi Berdasarkan Software yang Berfungsi
Kemajuan proyek dinilai dari software yang mampu bekerja dengan baik dan sesuai harapan. Ini memungkinkan penilaian yang objektif terhadap progress proyek.
8. Dukungan Kontinu dari Semua Pihak
Pengembangan software secara kontinu hanya bisa berlangsung apabila ada dukungan penuh dari semua pihak, termasuk developer, sponsor, dan pengguna.
9. Keunggulan Teknis
Keutamaan dalam metode Agile adalah pencapaian keunggulan dari segi teknis. Kualitas teknis dari software sangat diperhatikan untuk memastikan performa dan keandalan.
10. Kesederhanaan
Sumber daya atau resource yang ada harus dimaksimalkan dengan pendekatan yang sederhana. Agile menghindari kompleksitas yang tidak perlu untuk menjaga efisiensi.
11. Manajemen Tim yang Efektif
Manajemen yang baik dari tim developer sangat mempengaruhi arsitektur dan kualitas software. Agile mengedepankan pengelolaan tim yang optimal untuk mencapai hasil terbaik.
12. Refleksi dan Evaluasi Berkala
Tim pengembang melakukan refleksi dan evaluasi secara berkala untuk mengatur pola kerja sehingga lebih efektif. Ini membantu tim untuk terus memperbaiki proses dan hasil kerja.
Dari prinsip-prinsip di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Agile adalah model pengembangan software yang mementingkan tiga hal utama: efisiensi sumber daya, kecepatan bekerja, dan kualitas prima. Dengan mengadopsi Agile, tim pengembang dapat menghasilkan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan klien tetapi juga mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dan inovasi teknologi.
Baca juga: Cara Install Linux, Nginx, MySQL, PHP (LEMP) di Server Centos 7
Alasan Menggunakan Metode Agile
Tim pengembang perangkat lunak memilih metode Agile agar dapat merespons perubahan di pasar atau umpan balik dari pelanggan dengan cepat tanpa menggagalkan rencana yang telah disusun selama setahun. Perencanaan yang cukup dan pengiriman dalam skala kecil dan sering memungkinkan tim Anda mengumpulkan umpan balik dari setiap perubahan dan mengintegrasikannya ke dalam rencana masa depan dengan biaya minimal.
Namun, ini bukan hanya tentang angka—yang paling utama, ini tentang orang-orang. Seperti yang dijelaskan dalam Manifesto Agile, interaksi manusia yang otentik lebih penting daripada proses yang kaku. Bekerja sama dengan pelanggan dan rekan tim lebih penting daripada pengaturan yang telah ditentukan sebelumnya. Dan memberikan solusi yang berfungsi untuk masalah pelanggan lebih penting daripada dokumentasi yang sangat rinci.
Tim Agile bersatu di bawah visi bersama, kemudian mewujudkannya dengan cara yang mereka ketahui adalah yang terbaik. Setiap tim menetapkan standar mereka sendiri untuk kualitas, kegunaan, dan kelengkapan. Definisi mereka tentang “selesai” kemudian mempengaruhi seberapa cepat mereka menyelesaikan pekerjaan. Meskipun pada awalnya bisa menakutkan, para pemimpin perusahaan menemukan bahwa ketika mereka menaruh kepercayaan pada tim Agile, tim tersebut merasa memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan bangkit untuk memenuhi (atau melampaui) harapan manajemen.
Faktor Manusia dalam Metode Agile
Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, metode Agile telah dikenal luas karena fleksibilitas dan efisiensinya dalam menghadapi perubahan. Namun, selain memahami tujuan utama dari metode ini, penting juga untuk menyoroti faktor manusia yang berperan krusial dalam kesuksesan implementasi Agile. Berikut adalah beberapa poin kunci yang menggambarkan betapa pentingnya peran manusia dalam metode Agile:
1. Kompetensi
Kompetensi mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki setiap anggota tim dalam proses pengembangan perangkat lunak. Tanpa kompetensi yang memadai, tim akan kesulitan menerapkan prinsip-prinsip Agile secara efektif. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan berkelanjutan sangat diperlukan untuk memastikan setiap anggota tim memiliki kemampuan yang dibutuhkan.
2. Fokus
Fokus adalah elemen penting dalam Agile. Setiap anggota tim harus memiliki fokus pada satu tujuan meski masing-masing memiliki tugas yang berbeda. Hal ini memastikan bahwa semua anggota tim bergerak menuju satu arah yang sama, mengurangi kemungkinan terjadinya miskomunikasi dan konflik internal.
3. Kolaborasi
Kolaborasi yang efektif antara anggota tim dengan manajer serta dengan klien sangat penting dalam metode Agile. Dengan kolaborasi yang baik, informasi dapat mengalir dengan lancar, kebutuhan klien dapat dipahami dengan lebih baik, dan solusi yang dihasilkan akan lebih sesuai dengan harapan. Pertemuan rutin seperti sprint planning dan retrospectives menjadi platform penting untuk memfasilitasi kolaborasi ini.
Baca juga: Cara Mudah Install Virtualmin di Server Centos 7
4. Pengambilan Keputusan Cepat dan Tepat
Kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat sangat dibutuhkan dalam lingkungan Agile yang dinamis. Setiap anggota tim harus dapat mengidentifikasi masalah, menganalisis situasi, dan memutuskan langkah yang tepat tanpa menunda-nunda. Keputusan yang tepat waktu akan membantu tim untuk tetap berada pada jalur yang benar dan menghindari penundaan dalam pengembangan.
5. Fuzzy Problem Solving
Metode Agile menuntut kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur (fuzzy problem solving). Tim harus mampu menentukan prioritas masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu, sehingga mereka dapat fokus pada isu-isu yang paling kritis dan berdampak besar terhadap proyek.
6. Kepercayaan dan Penghormatan
Saling percaya dan menghormati antar anggota tim merupakan fondasi dari tim yang solid. Kepercayaan ini memungkinkan setiap anggota tim untuk bekerja secara mandiri namun tetap terkoordinasi, sementara penghormatan memastikan bahwa setiap kontribusi dihargai dan dipertimbangkan. Lingkungan kerja yang saling mendukung ini akan meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil kerja.
7. Manajemen Diri
Manajemen diri yang baik sangat penting dalam metode Agile. Setiap anggota tim harus mampu mengatur proses pengembangan sesuai dengan lingkungan dan disiplin menyerahkan hasil sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Ini mencakup tanggung jawab individu untuk menyelesaikan tugas-tugas proyek, beradaptasi dengan perubahan, dan menjaga kualitas kerja mereka sendiri.
Dengan memperhatikan faktor-faktor manusia ini, metode Agile dapat diterapkan dengan lebih efektif, menghasilkan produk perangkat lunak yang lebih baik, serta meningkatkan kepuasan klien dan anggota tim. Tim yang memiliki kompetensi tinggi, mampu berkolaborasi dengan baik, dan memiliki kemampuan manajemen diri yang kuat, akan lebih siap menghadapi tantangan dalam pengembangan perangkat lunak dan mencapai kesuksesan dengan metode Agile.
Terimakasih telah membaca Mengenal Agile methodology: Sejarah, Pengertian, Prinsip dan Alasan Menggunakan Metode tersebut semoga bisa bermanfaat dan jangan lupa baca berita lainnya di Eko.co.id – Pakar IT Jogja atau bisa juga baca berita kami di Google News Eko